• Breaking News

    surviving dalam pengimajinasian sebuah pemikiran dalam maksud belajar istiqomah tu'maninah Berfikir secara RASIONAL tanpa dipengaruhioleh ego (pengakuan diri) merupakan satu caramenyelesaikan masalah yang paling berkesan

    Senin, 02 November 2015

    survival "NAVIGASI DARAT"

    Materi NAVIGASI DARAT I

    A.PENDAHULUAN 
            Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya adalah mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih dipermudah dengan memanfatkan keterampilan yang menggunakan peta dan kompas. Pengetahuan navigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita dibutuhkan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan ataupun tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam. Dalam hal ini, banyak bidang-bidang tertentu yang memerlukn pengetahuan navigasi. 

    B. NAVIGASI DARAT 
           Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya ataupun di peta. Istilah navigasi pada umumnya digunakan untuk keperluan pelayaran dan penerbangan. Penambahan kata darat pada navigasi lebih ditekankan pada penggunaan di daratan antara lain meliputi gunung, sungai, lembah, rawa dan sebagainya. 

    Kunci untuk memahami navigasi adalah: 
    1. Mampu merekam dan membaca gambaran permukaan pisik bumi. 
    2. Mampu menggunakan peralatan pedoman arah. Untuk memahami kedua hal tersebut navigasi darat dibantu dengan peralatan peta dan kompas. 
    Keduanya digunakan bersamaan dan mempunyai fungsi yang saling menunjang. Navigasi darat tidak usah dihapalkan akan tetapi lebih banyak dilatihkan untuk dipraktekkan.

    C. PETA 
          Secara umum peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat tegak lurus dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu.  Peta tofografi pada umumnya disertakan pula, yang akan membantu untuk mengetahui secara detail daerah-daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut. 

    Keterangan-keterangan tersebut antara lain : 

    a.       Judul peta      Judul peta mewakili seluruh daerah yang terpetakan atau menyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan. Umumnya dituliskan nama daerah yang paling menonjol. Lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda. Judul peta ada pada bagian tengah atas peta. 
    b.       Keterangan pembuatan peta Yaitu informasi dari pembuatan peta tersebut, seperti tahun pembuatan, nama instansi yang membuat, sistem proyeksi yang digunakan, untuk keperluan apa peta tersebut dibuat, dan sebagainya. Contoh : peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi, Dinas Tofografi Belanda, US Army Map Service, Bakosurtanal, dan sebagainya. 

    c.        Nomor peta Yaitu menjelaskan nomor registrasi peta. Dicantumkan di sisi kanan atas dengan dua cara penulisan, yang mana angka latin untuk menyatakan nomor kolom dan angka romawi untuk menyatakan nomor baris. Ex; 48/XL1-D 

    d.       Lembar derajat Yaitu penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan untuk memudahkan kita jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai suatu daerah dengan menggabung-gabungkan bagian-bagian lain peta tersebut. Dalam lembar derajat juga tercantum nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut. Lembar derajat berada di sisi kiri bawah. 

    e.        Koordinat peta Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta,  atau kedudukan titik pada suatu bidang atau terhadap dua garis bilangan sistem koordinat pada peta. Sistem koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem garis sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu : 

    1.  Koordinat geografis (geografical coordinate)   Sumbu yang digunakan  adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit dan detik.         
    2. Koordinat Grid (grid coordinate atau UTM) Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan wilayah nol ini ada disebelah barat Jakarta (600 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari barat ketimur. Sistem koodinat mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, sedangkan untuk daerah yang lebih sempit menggunakan penomoran 6 angka. 

    f.        Garis Kontur Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian sama dari muka laut, berbelok-belok mengikuti ketinggian yang sama dan tertutup. Garis kontur dimaksudkan untuk :
    1. Untuk mengetahui tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut. 
    2. Untuk mengetahui bentuk dilapangan yang sebenarnya. Oleh karena itu garis kontur ini dinamakan juga garis sama tinggi. Sifat-sifat garis kontur serta pemakaiannya lebih lanjut akan diuraikan kemudian.
    g.       Skala Peta Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal sebenarnya dilapangan.
    • Skala peta :     Jarak di peta Jarak dilapangan Sifat skala : 
    1. Makin kecil angka di belakang tanda bagi (:), makin besar skala itu. 
    2. Makin besar angka di belakang tanda bagi (:), makin kecil skala itu. 

    Cara menyatakan skala : 
    1. Dengan perkataan : Satu senti meter berbanding setengah kilometer. 
    2. Dengan pecahan : 1 : 50.000 atau 1/50.000, berarti satu senti meter pada peta sama dengan 50.000 cm (500 m 0,5 km) pada jarak sesungguhnya. 
    3. Dengan skala garis atau gambar :    Berarti tiap bagian sepanjang blok garis pada peta tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan sebenarnya atau jarak sesungguhnya. 

    h.       Legenda Peta Yaitu informasi tambahan untuk mempermudah  interpretasi peta baik dari unsur-unsur yang dibuat manusia maupun alam. Hanya berlaku pada legenda peta, informasi-informasi tambahan tersebut tidak disajikan sesuai dengan skala peta. Pada umumnya legenda peta disajikan dalam bentuk gambar beserta keterangan tertulis, termasuk perbedaan warna-warna (untuk peta berwarna). Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Bagian legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai peta. Yang penting diketahui adalah : titik triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, Desa, dan pemukiman, dan sebagainya. 

    i.         Tahun Peta Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akuarat. 

    j.         Arah Peta Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara yang paling mudah ialah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan tegak yang ada di peta. Pada bagian bawah biasanyajuga penunjuk arah Utara peta, Utara sebenarnya, dan Utara magnetik. Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan Kutub Utara bumi. Utara magnetik adalah arah utara yang menunjukkan Kutub Utara magnetik bumi. Kutub Utara magnetik bumi letaknya tidak bertepatan dengan Kutub Utara bumi, kira-kira berada di sebelah Utara Kanada, di Jazirah Boothia, karena pengaruh rotasi bumi letak kutub utara magnetik bumi bergeser dari tahun ketahun. Utara magnetik ini adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum magnetik kompas. Untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara magnetik dapat dianggap sama. Untuk kepeluan-keperluan yang lebih menuntut ketelitian perlu mempertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap magnetik, ikhtilap peta magnetik dan variasi magnetik. 
    • khtilap peta, adalah beda sudut antara utara sebenrnya dengan utara tetap. Beda sudut ini terjadi karena kerataan jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal pada peta.
    • Ikhtilap magnetik, adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara magnetik. 
    • Ikhtilap petamagnetik, adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetik bumi.
    • Variasi magnetik bumi, adalah perubahan atau pergeseran letak kutub magnetik bumi pertahun. 

    D. MEMBACA PETA 

    1. sifat-sifat garis kontur 
    • Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah
    • Garis kontur tidak akan pernah berpotongan.
    • Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis kontur tersebut berubah-ubah. 
    • Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat. 
    • Garis kontur tidak akan pernah bercabang. 
    • Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi  puncak. 
    • Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak. 
    • Garis kontur berbentuk kurva tertutup. 
    • Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua garis yang berurutan.
              Ketinggian Tempat Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara melihat interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000 dengan kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali suatu diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta tersebut haruslah tetap dituliskan. Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap selang sepuluh kontur. Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala 1 : 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m. Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya. Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur tebal. 
              Bila ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian suatu tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut : 
    • Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui (tercantum). 
    • Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah). 
    • Dengan mengetahui selisih ketinggian  dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat). 
    • Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada dibawah maka harganya lebih kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c). Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar mudah mengingatnya. 
    3.          Titik Triangulasi Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk  menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi : 
    a.  Primer          : P. 14                            3120      
    b.  Sekunder     : S. 75                            1750  
    c.  Tertier         : T. 16                             975  
    d. Quartier      : Q. 20                              350  
    e.  Antara        : TP. 23                              670 

    Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari kadaster, dan bilangan di bawah strip adalah tinggi mutlak dari permukaan laut. 

    4.    Mengenal Tanda Medan Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan, dan mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan yang dapat kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus anda cari di lokasi. Beberapa tanda medan yang dapat diperhatikan: 
    1.      Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua puncak,  dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok. 
    2.      Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing sungai. 3.      Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan jalan), ujung desa, persimpanga-persimpangan jalan. 
    4.      Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta, dsb. 
    5.      Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakanlah belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil. 
    6.      Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing. delta. dsb, dapat dijadikan sebagai tanda. Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, sebab akan berguna sekali, dan akan digunakan pada uraian selanjutnya mengenai penggunaan “teknik peta dan kompas”. 

    E. CARA MEMPEROLEH PETA TOPOGRAFI 
             Sampai saat ini ada dua instansi yang dapat mengeluarkan peta topografi untuk masyarakat umum, yaitu: 
    1. Directorat Geologi, Jl. Diponogoro No. 57 Bandung.      

    Seri peta yang dikeluarkan: 
    1.1     Peta buatan Dinas Topografi Belanda, hasil pemetaan sekitar tahun 1920-an 
    1.2     Peta Topografi buatan US Army Map Service, hasil pemetaan tahun 1960-an 

         2.  Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa Barat. Bakosurtanal menerbitkan peta Topografi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an dan merupakan berwarna. 
    Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

    1 komentar:

    1. Harrah's Casino New Orleans - Mapyro
      Harrah's 서귀포 출장마사지 Casino New Orleans is the flagship property 경산 출장마사지 of Harrah's New 영주 출장안마 Orleans, marking the 25th 동두천 출장마사지 anniversary of the Caesars Entertainment company. 경주 출장안마

      BalasHapus

    posting yang lalu liat di dapur artikel

    Fashion

    Beauty

    Travel